Selasa, 29 Maret 2011

Beberapa Ciri dari Arsitektur Tionghoa di daerah Pecinan sampai sebelum th. 1900.

            David G. Khol (1984:22), menulis dalam buku “Chinese Architecture in The Straits Settlements and Western Malaya”, memberikan semacam petunjuk terutama bagi orang awam, bagaimana melihat ciri-ciri dari arsitektur orang Tionghoa yang ada terutama di Asia Tenggara. Ciri-ciri tersebut adalah sebagai berikut :
  • “courtyard
  • Penekanan pada bentuk atap yang khas.
  • Elemen-elemen struktural yang terbuka (yang kadang-kadang disertai dengan ornamen ragam hias)
  • Penggunaan warna yang khas.

Courtyard.
            Courtyard merupakan ruang terbuka pada rumah China. Ruang terbuka ini sifatnya lebih privat. Biasanya digabung dengan kebun/taman. Rumah-rumah gaya China Utara sering terdapat courtyard yang luas dan kadang-kadang lebih dari satu, dengan suasana yang romantis. Tapi di daerah China Selatan dimana banyak orang Tionghoa Indonesia berasal, courtyard nya lebih sempit karena lebar kapling rumahnya tidak terlalu besar (Khol, 1984:21). Rumah-rumah orang-orang Tionghoa Indonesia yang ada di daerah Pecinan jarang mempunyai courtyard. Kalaupun ada ini lebih berfungsi untuk memasukkan cahaya alami siang hari atau untuk ventilasi saja. Courtyard pada arsitektur Tionghoa di Indonesia biasanya diganti dengan teras-teras yang cukup lebar.
 
Gb.1. Typical rumah China yang mempunyai courtyard.

Penekanan pada bentuk atap yang khas.
            Semua orang tahu bahwa bentuk atap arsitektur China yang paling mudah ditengarai. Diantara semua bentuk atap, hanya ada beberapa yang paling banyak di pakai di Indonesia. Diantaranya jenis atap pelana dengan ujung yang melengkung keatas yang disebut sebagai model Ngang Shan (lihat Gb.4.)
 
Gb.2. Atap model Wu Tien, jarang dijumpai di Indonesia
 
Gb.3. Atap model Hsuan Shan, jarang dipakai di Indonesia.
 
Gb.4. Atap model Ngang Shan. Atap model ini yang sering dipakai di daerah Pecinan Indonesia.
 
Gb.5. Atap model Hsuan Shan. Kadang-kadang dipakai di Indonesia.
 
Gb.6. Atap model Tsuan Tsien, hampir tidak pernah dipakai di Indonesia.

Elemen-elemen struktural yang terbuka (yang kadang-kadang disertai dengan ornamen ragam hias)
            Keahlian orang Tionghoa terhadap kerajinan ragam hias dan konstruksi kayu, tidak dapat diragukan lagi. Ukir-ukiran serta konstruksi kayu sebagai bagian dari struktur bangunan pada arsitektur Tionghoa, dapat dilihat sebagai ciri khas pada bangunan China. Detail-detail konstruktif seperti penyangga atap (tou kung), atau pertemuan antara kolom dan balok, bahkan rangka atapnya dibuat sedemikian indah, sehingga tidak perlu ditutupi. Bahkan diperlihatkan telanjang, sebagai bagian dari keahlian pertukangan kayu yang piawai.
 
Gb.7. Struktur penyangga atap yang menjadi salah satu ciri khas rumah-rumah orang China di daerah Pecinan.
 
Gb. 8. Rangka penyangga atap yang diperlihatkan sebagai dekorasi pada rumah di daerah Pecinan.

Penggunaan warna yang khas. 
             Warna pada arsitektur China mempunyai makna simbolik. Warna tertentu pada umumnya diberikan pada elemen yang spesifik pada bangunan. Meskipun banyak warna-warna yang digunakan pada bangunan, tapi warna merah dan kuning keemasan paling banyak dipakai dalam arsitektur Tionghoa di Indonesia. Warna merah banyak dipakai di dekorasi interior, dan umumnya dipakai untuk warna pilar. Merah  menyimbolkan warna api dan darah, yang dihubungkan dengan kemakmuran dan keberuntungan. Merah juga simbol kebajikan, kebenaran dan ketulusan. Warna merah juga dihubungkan dengan arah, yaitu arah Selatan, serta sesuatu yang positif. Itulah sebabnya warna merah sering dipakai dalam arsitektur China.

Pengertian Klenteng




Kelenteng tidak sekedar tempat kehidupan keagamaan berlangsung. Tapi juga merupakan ungkapan lahiriah masyarakat yang mendukungnya. Itulah sebabnya penelitian mengenai  sebuah kelenteng dapat memberikan sumbangan sangat berharga untuk memahami sejarah sosial masyarakat Tionghoa setempat. Seperti diketahui bahwa pada masa penjajahan Belanda masyarakat Tionghoa yang digolongkan sebagai Vreemde Oosterligen (Timur Asing), dikepalai oleh pemimpin kelompok yang tunjuk oleh pemerintahan kolonial. Pemimpin ini biasanya diberi pangkat seperti letnan, kapten atau kalau jumlah penduduk Tionghoa setempat cukup banyak terdapat seorang mayor. Lalu apa hubungan antara para opsir Tionghoa ini dengan kelenteng? Tugas opsir Tionghoa selain mengawasi masyarakatnya, juga bertanggung jawab atas pemungutan pajak, mengatur monopoli terhadap barang tertentu dibidang ekonomi, mengurus kelenteng-kelenteng, serta membiayai upacara-upacara keagamaan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah mengurus pemakaman/pekuburan. Gong-guan (Kong-kwan-Hokkian) atau dewan Tionghoa, yang dalam bahasa Belanda terkenal dengan sebutan Chineeseraad diadakan untuk membantu pekerjaan ‘administratif’ mayor Tionghoa .Jadi kedudukan opsir Tionghoa sangat penting di dalam organisasi masyarakatnya. 
Opsir Tionghoa biasanya berasal dari keluarga kaya di daerahnya. Mereka ini tidak jarang menguasai jalur perdagangan komoditas tertentu di daerahnya. Di Pasuruan keluarga opsir Tionghoa menguasai perdagangan peredaran opium serta penggilingan gula (sugar mill). Tidak jarang mereka ini mayoritas hanya berasal dari keluarga tertentu saja. Demikan juga halnya dengan di Pasuruan para opsir Tionghoa ini berasal dari keluarga Han (yang asal usulnya dari Surabaya) dan keluarga Guo (Kwee – Hokkian), yang berasal dari Semarang. Karena para opsir ini juga berfungsi sebagai pengurus kelenteng maka tidak jarang mereka ini membiayai upacara-upacara keagamaan. Pada sebuah kelenteng tidak jarang kita jumpai semacam prasasti di kelenteng tersebut. Tidak jarang nama para opsir atau penyumbang kelenteng yang lain diabadikan dalam bentuk tulisan dalam prasasti tersebut.
Sulit untuk meng-generalisasi bentuk sebuah kelenteng. Karena kelenteng sendiri selain bermacam-macam jenisnya, juga besar kecilnya sangat bervariasi. Dewa-dewa yang ada di setiap kelentengpun berbeda satu sama lain. Meskipun sebagian besar dewa yang terdapat di kelenteng Asia Tenggara pada umumnya adalah Mak co atau Mazu atau Thiansan Seng Bo.
 Tapi secara phisik bangunan kelenteng pada umumnya terdiri dari empat bagian. Yaitu: Halaman Depan, Ruang Suci Utama, Bangunan Samping dan Bangunan Tambahan. Yang pertama adalah Halaman Depan yang cukup luas. Halaman ini digunakan untuk upacara keagamaan berlangsung. Lantai halaman depan ini kadang-kadang dilapisi dengan ubin, tapi tidak jarang hanya berupa tanah yang diperkeras. Perlu dimaklumi bahwa tata cara peribadahan di kelenteng memang tidak dilakukan bersama-sama pada waktu tertentu, seperti di gereja atau mesjid. Cara peribadahan di kelenteng dilakukan secara pribadi, sehingga di dalam kelenteng tidak terdapat ruang yang luas untuk menampung umat.
 Upacara perayaan keagamaan seperti Cap Gomeh atau sembayang rebutan (pu-du, pesta Tionghoa pada pertengahan bulan ke-7, biasa disebut  juga ‘rebutan’ atau cioko), bahkan wayang Tionghoa atau potehi (bu-dai-xi), juga digelar dihalaman depan ini. Tidak jarang halaman depan ini juga dipakai untuk tempat bermain barongsai.  Di halaman depan ini biasanya juga terletak tempat pembakaran kertas (jin-lu), tiang-tiang pagoda atau tidak jarang juga sepasang singa batu (kadang-kadang tertera tahun pembuatannya).
Yang kedua, adalah Ruang Suci Utama, merupakan bagian utama dari sebuah kelenteng. Bangunan kelenteng biasanya mempunyai ragam hias yang indah dan detail sekali. Atapnya berbentuk perisai dengan ‘nok’ melengkung ditengah serta ujungnya melengkung keatas. Nok selalu sejajar dengan jalan. Diatas nok tersebut biasanya terdapat sepasang naga yang memperebutkan ‘mutiara surgawi’. Kelenteng-kelenteng kuno mempunyai hiasan yang sangat indah. Tukang-tukang sekarang jarang bisa mereparasi kembali kalau terjadi kerusakan. Tampak depannya kadangkala terdapat semacam teras tambahan. Pintu depannya terdiri dari dua daun kayu yang sering dihias dengan lukisan dua orang penjaga (men-sen). Tapi banyak kelenteng yang pintunya dibiarkan terus terbuka. Biasanya didepan atau didalam ‘ruang suci utama’ ini selalu terdapat papan yang melintang (bian-e) atau papan membujur (dui-lian), sumbangan bagi para dermawan selama berabad-abad. Dari tulisan ini kadang-kadang kita bisa mendapat informasi tentang sejarah kelenteng serta masayarakat pendukungnya dimasa lampau.  Ukuran besar dan kecilnya ruang suci utama ini berbeda pada setiap kelenteng. Tapi pada umumnya berbentuk segi empat. Di kelenteng-kelenteng besar terdapat semacam courtyard ditengahnya yang digunakan sebagai tempat pemasukan cahaya alami, serta menampung air hujan dari atap. Konstruksi utamanya adalah kolom dan balok. Tidak jarang kolom yang ada di dalam interiornya dipahat dengan dengan sangat indah. Sebuah altar utama terdapat pada dinding belakang ruang suci utama ini. Dewa utama terletak disini. Di depan altar paling tidak terdapat sebuah meja . Kadang-kadang lebih dari satu. Sering juga diapit dengan dua altar samping. Diatas meja pertama selalu terdapat tempat pedupaan. Di depan tempat pedupaan terdapat beberapa batang hio yang selalu mengepulkan asap. Di meja altar depan sering terdapat mu-yu, semacam alat bunyi-bunyian dari kayu, dan khususnya sesajen-sesajen tertentu berupa bauh-buahan, kue-kue dan makanan. Meja ini penuh makanan terutama pada hari-hari raya keagamaan. Di dekat pedupaan ini sering terdapat benda-benda penting, yang memungkinkan para dewa dapat ditanya tentang masa depan. Misalnya seperti bei-jiao (dua potong kayu berbentuk tiram yang dapat dilempar ke tanah) dan sebuah vas kayu berbentuk silinder (gian-tong), yang berisi lusinan bilah kayu (bu-qian) didalamnya. Tiap-tiap bilah cocok dengan syair yang tertulis pada secarik kertas yang merupakan jawaban sang dewa. Orang yang sembahyang mengocok vas tersebut, sampai sebilah kayu akan jatuh kelantai lalu mengambil secarik kertas bernomor yang sesuai dengan kayu tadi dari salah satu laci sebuah lemari kecil. Ada kelenteng tertentu kadang-kadang kita juga bisa meminta kertas (hoe), untuk keselamatan dan kesehatan. Besar kecil ruang suci utama ini sangat bervariasi dari satu kelenteng dengan kelenteng lainnya.
Yang ketiga, adalah ruang-ruang tambahan, ruang ini sering dibangun kemudian setelah ’ruang suci utama berdiri’. Bahkan tidak jarang dibangun setelah kelenteng berdiri selama bertahun-tahun. Hal Ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang terus meningkat dari kelenteng yang bersangkutan.
Yang keempat adalah bangunan samping. Bangunan ini biasanya dipakai untuk menyimpan peralatan yang sering digunakan pada upacara atau perayaan keagamaan. Misalnya untuk menyimpan Kio (joli), yang berupa tandu, yang digunakan untuk memuat arca dewa  yang diarak pada perayaan keagamaan tertentu.

Senin, 28 Maret 2011

10 Kegiatan Mahasiswa Tingkat Akhir

Berikut merupakan 10 kegiatan mahasiswa yang sedang menempuh Skripsi ato Tugas Akhir:
1. Rajin ke Perpustakaan
Mahasiswa tingkat akhir, pastinya disuruh banyak cari referensi, kebanyakan referensi itu menurut saya dicari dari buku ato jurnal ilmiah. Tapi kebanyakan Mahasiswa sekarang mencari referensi dari skripsi alumni. Mau tidak mau mereka mencari bahan refernsi di perpus baik perpus jurusan, perpus kampus atau perpus daerah. Kalo yangg awalnya mereka cuma sekali dalam 1 semester ke perpus, bisa dipastikan dengan adanya skripsi mereka harus ke perpus berkali-kali.

2. Rajin Searching
Selain ke perpus, banyak mahasiswa yg diharuskan cari-cari bahan tambahan di internet, mereka menjadi betah berlama lama di depan komputer ataupun laptop untuk googling maupun browsing internet. Tapi mungkin kebanyakan mereka buka fesbuk, twiter ato malah download film daripada cari bahan.

3. Rajin beli kertas & tinta
Mahasiswa pasti membutuhkan yg namanya kertas dan tinta untuk ngeprint skripsi yg sudah mereka buat. Hal ini membuat mahasiswa jadi boros sama kertas, alasannya kalo tiap bab di konsulkan ke dosen, biasanya banyak yg dicoret2 dan harus ngulang lagi. Wah itu menjadi tidak ramah lingkungan karena banyak membuang buang kertas hasil print2an. Tapi sebenarnya bisa juga menghemat kertas dengan cara ngeprintnya bolak balik.

4. Begadang
Begadang mungkin merupakan kebiasaan bagi para mahasiswa, apalagi saat sudah mepet pada saat deadline pengumpulan tugas. Bisa disimpulkan 99% kemungkinan banyak mahasiswa yang begadang. Gag tanggung tangung bisa ampe jam 2, jam 3, jam 4 bahkan sampe gag tidur. Tapi itu membuat tantangan tersendiri bagi Mahasiswa.

5. Makan ga teratur
Kadang terlalu sibuknya mahasiswa, dari kost, kampus, perpus, ketemu dosen de el el menyebabkan mereka makannya gag teratur. Pagi sarapan, siang ngemil, malem g makan, tp tengah malam sambil begadang mereka ngemil lagi. Bisa juga dari efek uang kiriman yang telah habis untuk beli tinta sama kertas.

6. Duit cekak
Kanker atau bokek udah biasa di kalangan mahasiswa. Jalan satu2nya adalah ngutang. Sudah gag terhitung berapa banyak mahasiswa di Indonesia yang ngutang untuk menutupi krisis di akhir semesternya. Mau minta kiriman ortu, malu karena bulan ini minta 2x. Kalo untuk tingkat akhir, ada juga yang ambil riset atau analisa, pasti membutuhkan dana yg lumayan banyak. Bisa jadi satu sampel analisa biaya peneliatian sampai 300 ribu, bayangkan aja klo banyak sampel yg mesti diteliti, tambah bokek aja deh si mahasiswa. Belum lagi ditambah biaya transportasi apabila surveinya keluar kota.

7. Nunggu Dosen Ampe Kering
Males banget gag sih, kalo mesti nunggu dosen yang gag pasti datangnya, ditelpon janjinya 1 ato 2 jam lagi ternyata setelah berjam jam dan kampus sampai tutup gag nongol juga. Ya begitulah kadang kadang dosen. Mahasiswa gag boleh telat tapi Dosennya malah yang sering telat.

8. Riset atau desain gagal
Ini merupakan hal yang paling parah. Kalo misalkan riset atau desain gagal ditengah jalan, apalagi kalo sudah didesak dosen untuk cepet selesai. Setelah usaha yg kita lakukan, berapa duit yang kita keluarkan. Kalo ngebayangin itu, naudzubillah. Menyedihkan sangat.

9. D.O.W.N
Jangan sampe ini terjadi hal yang seperti ini, ngerasa putus asa, gag ada semangatnya lagi, hal ini bisa terjadi karena : riset atau desain gagal, jenuh, lihat temennya sudah kelar, minder dll. Ketika kita ngerasa down, cari variasi baru atau refreshkan pikiran sejenak untuk ninggalkan masalah skripsi. Yang penting cari suasana baru. Tapi ingat jangan terlalu kebawa enak, ntar skripsinya dilupaian.

10. Emosi Gak Stabil
Mungkin karena pengaruh suasana, mahasiswa kadang jadi emosional. Kadang marah gag jelas, kadang nangis, kadang ngurung diri dikamar. Bayangin skripsi mereka yang gag kelar. Memang gag semua, tapi pasti ada beberapa, apalagi yang banyak revisi dan dosen pembimbing yang plinplan.

Yah mungkin itulah 10 kegiatan mahasiswa tingkat akhir. Kalau ada tambahan lagi mungkin bisa ditambahkan lagi. Salam Persahabatan!

Sabtu, 26 Maret 2011

Struktur Membran – Struktur Teskstil

Struktur membran adalah sebuah struktur yang mempunyai permukaan fleksibel tipis yang memikul beban terutama melalui proses tegangan tarik. Seperti halnya pada struktur kabel 3 D maka pada struktur tekstil haruslah pula digunakan teknik prategang, agar diperoleh sistem struktur yang stabil mampu memikul berbagai kombinasi beban. Seperti halnya pada jaringan kabel, tekstil sebagai material yang fleksibel, akan sangat effektip diberi gaya prategang bila bentuk geometri nya adalah lengkung ganda antiklastis atau bentuk pelana. Frei Otto dalam riset nya memperkenalkan teknik form finding yang banyak dipakai oleh para arsitek. Form finding adalah proses untuk menemukan bentuk struktur yang optimal, yaitu struktur yang bentuknya akan memberikan kondisi paling efisien dari segi penggunaan bahan konstruksinya. Kondisi ini dapat kita peroleh apabila material konstruksi hanya mengalami tarik pada bidangnya (membran), tanpa adanya tegangan-tegangan akibat momen lentur.

Gambar. Sama halnya pada jaringan kabel, apalikasi teknik prategang pada struktur membran dengan bentuk lengkung ganda antiklastis menghasilkan sistem struktur yang stabil dan kaku.
Prinsip prinsip pada struktur membran antara lain selalu mengalami gaya tarik dan memerlukan struktur lain untuk mempertahankan bentuk permukaanya. Struktur lain itu memiliki persyaratan rangka penumpu dalam yang kaku prategang pada permukaan yang memberikan gaya eksternal yang menarik membrane (jika bentuknya lembaran) Tekanan internal (apabila bentuknya volume tetutup (pneumatic)
Tekstil yang dikategorikan sebagai material ringan sering diidentifikasikan sebagai material dengan massa jenis yang kecil. Dalam Konteks struktur ringan lebih tepat bila massa jenis ini kita korelasikan dengan kekuatan dari material tersebut, yang kita sebut sebagai angka panjang putus, yaitu panjang terukur dari material tersebut yang dalam keadaan tergantung akibat berat sendirinya sampai menjadi putus.

Struktur Kabel

Kabel sebagai material kostruksi sudah dikenal sejak jaman Mesir Kuno. Pada saat itu kabel dibuat dari serat alami. Pada abad pertengahan, Leonardo da Vinci (1452-1519) sudah membuat sketsa gambar konstruksi jembatan dengan sistem kabel penahan girder jembatan. Saat ini penggunan kabel tidak hanya untuk jembatan, ataupun sebagai tulangan pada struktur beton, tapi para arsitekpun menggunakannya untuk menciptakan bangunan dengan ruang dalam yang luas, untuk menciptakan kesan ringan, anggun dan transparan. Untuk gedung modern para Arsitekpun makin menyukai untuk menggunakan struktur kabel sebagai struktur untuk fasade kaca dengan bidang permukaan yang luas agar dapat menciptakan kesan transparan. Melalui teknik prategang, suatu rekayasa yang cerdik menjadikan struktur kabel merupakan struktur yang ringan, sederhana dan mendukung perkembangan struktur yang transparan. Melalui teknik prategang kabel sebagai elemen struktur yang hanya mampu memikul aksial tarik, menjadi elemen struktur yang mampu aksial tekan dan mempunyai kekakuan lentur. Gaya prategang pada struktur kabel 3D, mampu mestabilkan sistem, dalam memikul berbagai kombinasi pembebanan, selama kabel-kabel dalam keadaan kondisi tarik. Perilaku kabel non prategang dan kabel prategang dalam memikul beban aksial dapat dilihat pada gambar 1. Untuk Kabel prategang (V ≠ 0), maka beban akan dipikul oleh kabel bagian atas maupun bagian bawah, sehingga deformasi kabel pun akan bertambah kecil, yaitu sebesar setengahnya Δl.
 Gambar : Perilaku kabel tanpa prategang dan kebel dengan prategang yang memikul beban aksial
Sedangkan perilaku kabel prategang dalam memikul beban P yang bekerja tegak lurus ataupun beban lentur dapat dilihat pada gambar diatas. Grafik hubungan antara Beban P dan lendutan v memperlihatkan lendutan V kabel prategang (V ≠ 0) jauh lebih kecil daripada kabel non prategang (V=0). Dari kedua contoh tersebut, terbukti bahwa gaya prategang pada kabel selain akan meningkatkan ”kekakuan” arah aksial juga akan meningkatkan kekakuan lenturnya.
 Gambar : Perilaku kabel tanpa prategang dan kabel dengan prategang
 Teknik prategang akan lebih efektif bila digunakan pada jaringan kabel untuk atap bangunan 3 D yang dirancang sebagai bentuk lengkung ganda anti-klastis atau bentuk pelana, yaitu lengkung ganda saling berlawanan, yaitu kedua kabel yang bersilangan mempunyai lengkung berlawanan dengan posisi di atas dan di bawah. Dengan demikian gaya prategang pada kedua kabel tersebut akan saling menstabilkan pada saat memikul berbagai kondisi beban.
 Gambar : Aplikasi teknik prategang pada jaringan kabel dengan bentuk lengkung ganda antiklastis menghasilkan sistem struktur yang stabil dan kaku.
Bila seluruh sistem jaringan kabel tersebut diberi gaya prategang, maka jaringan kabel akan mampu pula memikul berbagai kombinasi pembebanan luar. Besarnya gaya prategang yang diberikan, harus diberikan sedemikian besarnya sehingga kita dapat menghindari adanya kabel dalam keadaan tanpa tegangan tarik. Hail ini untuk menghindari terjadinya penurunan kekakuan struktur, yang menyebabkan membesarnya deformasi. Transfer gaya prategang pada jaringan kabel, dilakukan dengan memasang kabel utama pada tepi jaringan, dimana kabel utamanya harus dipasang dalam bentuk lengkung. Dengan cara menarik kabel utama ini, maka gaya prategang akan ditransfer pada seluruh jaringan.
Gambar : Prinsip transfer gaya prategang dari kabel tepi ke jaringan kabel.
Tipe Kabel
Kabel sesuai dengan keperluannya, terdiri dari berbagai macam tipe. Menurut standard DIN 18 800 semua kabel yang digunakan untuk struktur bangunan dikategorikan sebagai high tensile members. Secara umum kabel-kabel tersebut mempunyai kekuatan rencana yang lebih tinggi dari pada batang tarik baja, sehingga dengan luas penampang yang sama dapat memikul beban lebih besar. Tetapi modulus elastisitas kabel adalah antara E = 155.000 N/mm2 sampai E = 165.000 N/mm2, jelas lebih rendah dari pada modulus elastisitas yang dipakai untuk batang tarik baja (E = 210.000 N/mm2). Ada pula kabel yang mempunyai lapisan krom dan nikel, agar bersifat tahan terhadap karat. Untuk keperluan konstruksi bangunan, dikenal 3 tipe penampang kabel, yaitu spiral strands, full locked coil cables dan structural wire ropes.
Gambar : Berbagai Tipe Kabel Konstruksi(spiral strands, full locked coil cables dan structural ropes)
Spiral strands terutama digunakan untuk bangunan di mana bebannya relatif kecil seperti untuk pendukung antena telekomunikasi, cerobong asap, ikatan angin (bracing) pada jaringan kabel, struktur kayu dan baja. Spriral strands diproduksi dengan diameter antara 5 mm sampai 40 mm. Spiral strands hanya terdiri dari kawat-kawat yang berpenampang lingkaran, akibat adanya celah-celah spiral strand dikelompokkan pada material yang kurang tahan terhadap bahaya korosi. Full locked coil cables terutama digunakan sebagai kabel utama pada berbagai konstruksi, antara lain kabel utama pada suspension bridge dan stay cables bridge, kabel tepi pada jaringan kabel. Sifat-sifat khusus dari full locked coil cables, adalah:
  • Mempunyai E – modulus yang tinggi
  • Permukaan kabel mempunyai daya tahan tinggi
  • Permukaan kabel tertutup, sehingga tahan terhadap bahaya korosi
    Penampang kabel bagian dalam atau bagian inti terdiri dari kawat-kawat dengan penampang lingkaran, sedangkan bagian luar, penampangnya berbentuk Z. Structural wire ropes, terutama digunakan sebagai kabel tepi pada struktur membran (textile structure).

Jumat, 25 Maret 2011

Ponsel Pintar : LG Optimus 2X


 Brand / Type
Brand                                    : LG
Type                                      : Optimus 2X
Also known as                       : LG Star
Form factor                            : Candybar
Color                                     : Black
Network
Phone Network                   : 3D, EDGE, GPRS, GSM, HSDPA (3G), HSUPA
Service                                  : 850, 900, 1800, 1900, 2100
Connectivity                        
Bluetooth                              : v2.1 with A2DP
Infrared                                 : No
Wi-Fi (WLAN)                       : Yes
USB                                     : MicroUSB v2.0
Fax / Data                            : Yes
Display
Main Display                        : Color TFT capacitive touchscreen
Color Display                       : 16.000.000 colors
Dimensions                         : 4 inch
Resolution                           : 480 x 800 pixels
External Display                  : No
Memori
Internal memori                   : 8 GB
External memori                  : 32 GB
Memori slots                       : 1
Storage types                     : MicroSD, MicroSDHC
Basic
Battery                               : Standart battery, Li-Ion 1500 mAh
Standby time                       : N/A
Talk time                             : N/A
Calling
Vibrate alert                         : Yes
Photo ID                              : Yes
Ringtones                            : MP3, Polyfone
Camera
Camera                               : Yes
Megapixels                          : 8.0 megapixels
Maximum resolution             : 3264 x 2448 pixels
Digital zoom                        : Yes
Optical zoom                       : No
Auto focus                           : Yes
Flash                                   : Yes
Recording video                   : Yes
Second camera                   : Yes
Messaging
SMS                                   : Yes
MMS                                   : Yes
T9 text function                    : Yes
E-mail                                 : Yes
Internet browsing                  : Yes
Entertainment
FM Radio                            : Yes
Java                                    : Yes
Audio player                        : AAC, eAAC, MIDI, MP3, WAV
Video player                        : H263, H264, MP4, WMV
Features
Add ringtones                      : Yes
Organiser                            : Organiser, Voice memo
Video call                            : Yes
Other features                    : Android 2.2, Dual-core Tegra 2 1000Mhz, A-GPS, 3,5 mm jack, Facebook, MySpace, Twitter, YouTube player
Format
Weight                               : N/A
Dimensions (HxWxD)          : N/A

Maraknya peredaran ponsel pintar di Tanah Air menarik LG menelurkan ponsel pintar yang dilabeli dengan nama LG Optimus 2X. LG Optimus 2X  memang tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta gadget Tanah Air, spesifikasinya ponsel pintar yang dibenamkan memiliki daya pikat yang sulit ditolak.
Melalui Optimus 2X, LG memulai revolusi sebuah ponsel dengan membenamkan prosesor dual core di dalamnya. Namun ternyata di luar itu, produk ini juga miliki beberapa fitur lain yang memikat, semisal GPU Tegra 2, display menawan, dan kamera 8 megapixel dengan kemampuan merekam video dalam resolusi 1080p.
Meski memiliki jeroan yang super canggih, namun tampilan LG Optimus 2X terlihat sangat sederhana. Pada sekujur tubuhnya tidak terdapat embel-embel LG, yang ada hanya nama Google di bagian belakang. Selain layar berukuran 4 inch dengan ketajaman warna luar biasa, di bagian depan ponsel ini tidak terdapat tombol fisik, yang ada hanya 4 touchpad dengan fungsi standart Android yakni Option, Home, Back dan Search.
Kesan ponsel multimedia pintar juga kian dipertegas dengan port HDMI yang terletak di bagian atas, diapit dengan jack 3,5mm dan tombol Power. Sedangkan di samping kanan hanya terdapat 2 tombol volume, dan tidak ada tombol apa pun pada bagian kiri bodi.
Dua speaker yang diletakan pada bagian bawah, tampak serasi dengan port USB yang berada di antaranya. Keluaran suara melalui speaker ini juga terdengar lumayan. Cukup terasa output stereo-nya. Di bagian belakang terletak sebuah kamera 8 megapixel yang mampu menangkap gamabr hingga resolusi 3264X2448 pixel. Tak lupa juga disematkan kamera 1,4 megapixel yang diletakan di depan untuk mendukung fitur video call.
Bicara mengenai kualitas kamera, LG Optimus 2X mungkin menjadi salah satu yang terbaik. Untuk pengambilan video, ponsel yang diperkuat dengan Nvidia Tegra 2 ini mampu merekam hingga resolusi 1920X1080 pixel. Gambar yang cukup besar untuk ponsel di kelasnya. Namun sayang, video tersebut hanya bisa direkam dalam format 3gp, bukan MP4 atau format lain yang lebih berkualitas. Selain itu ada beberapa fitur standar yang bisa digunakan dalam mengambil gambar, contohnya White Balance, Color Effect, Scene mode, pengaturan ISO dan lainnya.
         Mungkin itulah sedikit yang saya dapat sharekan setelah googling tentang LG Optimus 2X. Taklupa terima kasih pada Detiknet dan beritain.com yang menjadi inspirasi. Salam Persahabatan!