Kamis, 24 Maret 2011

Taman Atap (Roof Garden): Sejarah, Manfaat, dan Aplikasinya


Pengembangan taman atap modern (roof garden atau green roof) merupakan fenomena yang relatif baru. Teknologi taman atap pertama kali dikembangkan di Jerman pada tahun 1980-an yang selanjutnya menyebar ke berbagai negara Eropa lainnya seperti Swiss, Belanda, Austria Inggris, Italia, Perancis, dan Swedia (www.efbgreenroof.eu). Bahkan saat ini diperkirakan 10% dari semua bangunan yang ada di Jerman telah memiliki taman atap. Selain Jerman, Austria (kota Linz) telah mengembangkan proyek taman atap sejak tahun 1983, demikian juga dengan Swiss yang mulai intensif mengembangkan taman atap sejak tahun 1990. Di Inggris, pemerintah kota London dan Sheffield bahkan telah membuat kebijakan khusus mengenai pengembangan taman atap. Pengembangan taman atap juga populer di Amerika meskipun tidak seintensif di Eropa. Di Amerika konsep taman atap pertama kali dikembangkan di Chicago, kemudian menjadi populer di Atlanta, Portland, Washington, dan New York (Wikipedia, 2008). Beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea, Hongkong, China, dan Singapura merupakan penggiat dalam proyek-proyek taman atap.
Keberadaan taman atap, khususnya di kota-kota besar (metropolis) memiliki peran penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Ancaman terhadap eksistensi RTH akibat pembangunan infrastruktur-infrastruktur kota dapat diimbangi atau dikompensasi dengan mengembangkan taman atap. Pada umumnya manfaat taman atap (roof garden) adalah sebagai berikut (Green Rooftops, 2008; Holladay, 2006):
  • Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu merubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya melalui proses reoksigenasi; taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfir kota sehingga dapat menekan efek rumah kaca;
  • Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek panas radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah (heat island effect);
  • Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien;
  • Mengurangi polusi suara/ kebisingan, komposisi vegetasi pada taman atap memiliki potensi yang baik dalam meredam kebisingan yang berasal dari luar bangunan (suara bising kendaraan bermotor atau aktivitas industri)
  • Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika), sama halnya dengan fungsi taman pada umumnya, taman atap (green roof) menyediakan keindahan bagi aspek bangunan sehingga tampak lebih hidup, asri, dan nyaman;
  • Meningkatkan kenaekaragaman hayati kota, taman atap dapat berfungsi sebagai habitat sekaligus penghubung bagi pergerakan organisme (wildlife) antar ruang hijau di kawasan perkotaan
Berdasarkan jumlah biaya (perawatan) yang dibutuhkan, kedalaman tanah (media tanam), dan jenis tanaman yang digunakan, taman atap dibedakan menjadi tiga macam yaitu (The Environment Site.org, 2006) :
  • Taman Atap Ekstensif (Extensive Green Roof), taman atap jenis ini membutuhkan biaya perawatan yang cukup murah, media tanam (tanah) yang dangkal, dan tanaman yang digunakan adalah tanaman hias ringan. Taman atap ini mempunyai skala bangunan yang ringan dan sempit sehingga banyak digunakan pada bagian rumah yang tidak terlalu luas seperti garasi, atap rumah, teras, atau dinding.
  • Taman Atap Semi Ekstensif (Semi-Extensive Green Roof), taman atap ini mempunyai kedalaman media tanam (tanah) yang lebih dibandingkan taman atap ekstensif, mampu menampung sejumlah besar jenis tanaman dan lebih dekoratif. Taman atap ini membutuhkan struktur bangunan yang lebih kuat dan berat.
  • Taman Atap Intensif (Intensive Green Roof), taman atap ini mempunyai ukuran yang luas dengan struktur bangunan yang besar dan kuat, mampu menampung berbagai jenis tanaman baik kecil maupun besar (pohon). Taman atap jenis ini banyak digunakan pada bangunan-bangunan besar (pencakar langit) serta dapat dimanfaatkan sebagai sarana rekreasi.
Taman atap juga banyak memiliki banyak keuntungan. Keuntungan keuntungan taman atap antara lain:
Keuntungan Ekologi
  • Dapat menciptakan iklim mikro yang sejuk
  • Mengundang hewan – hewan seperti burung dan unggas lainnya
  • Melestarikan tanaman lainnya
  • Mengurangi polusi udara
Keuntungan teknis
  • Menjadi penghambat laju air hujan
  • Dapat menjadi topi bagi atap teratas, sehingga beton pun menjadi lebih tahan lama
  • Dapat mengurangi bisingnya perkotaan
Keuntungan bagi pemilik gedung
  • Atap gedung menjadi lebih tahan lama sehingga biaya perawatannya pun bias lebih di tekan
  • Menambah ruang baru untuk dapat dimanfaatkan
  • Tentunya dapat meningkatkan daya jual dari bangunan gedung tersebut
Di kawasan perkotaan yang sebagian besar ruangnya dipenuhi dengan bangunanbangunan besar (pencakar langit), memiliki potensi besar untuk dikembangkan taman atap (roof garden). Aplikasi taman atap saat ini telah berkembang luas, tidak hanya terbatas pada gedung-gedung pencakar langit melainkan dapat dikembangkan pada bangunan rumah sekalipun. Aplikasi taman atap dapat dilakukan di kawasan perkotaan (urban areas), yaitu pada gedung-gedung perkantoran, mall, hotel, apartemen, atau rumah susun; di kawasan atau kompleks perumahan (residential); di kawasan industri seperti pada pabrik-pabrik; dan di tempat-tempat lainnya seperti taman hiburan (rekreasi), museum, sekolah, universitas, rumah sakit, airport, stasiun, perpustakaan, dan lain sebagainya (Green Rooftops, 2008). Beberapa contoh bangunan yang dilengkapi dengan taman atap antara lain Gedung ACROS (Asian Crossroads Over The Sea) di kota Fukuoka, Jepang; Namba Park di Osaka, Jepang; Chicago City Hall, Amerika; Ballard Library di Seattle, Amerika; Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura; Horniman Museum dan Canary Wharf di Londond, Inggris; museum L'Historial de la Vendée, Perancis; dan Golden Gate Park di San Fransisco, Amerika (Wikipedia, 2008).




1 komentar: